Kisah Integritas Moh Hatta, Hidup Sederhana dan Jujur

Integritas adalah satu nilai sangat lekat dengan sikap sang proklamator, Mohammad Hatta, yang banyak memberikan teladan soal kesederhanaan. Hatta mengajarkan nilai bahwa untuk menjadi seorang lelaki terhormat tidak melulu soal materi atau menjadi kaya. Kekayaan bukan menjadi jaminan seseorang untuk dihargai dan dihormati. Hatta memberikan contoh perilaku jujur dan menghindari tindakan korupsi, yang merupakan sesuatu yang langka saat ini.

Kisah Integritas Moh Hatta

Mohammad Hatta mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah bersama dengan Ir. Soekarno, sang proklamator Indonesia. Penganugerahan gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Kisah Integritas Moh Hatta

Berikut ini adalah beberapa kisah kesederhanaan Bung Hatta yang menggetarkan hati:

  • Kisah Sepatu Bally yang Tak Terbeli

Integritas dari Bung Hatta tidak bisa diragukan lagi. Karena kejujuran dan hidup yang sederhana, ia rela meninggalkan berbagai kemewahan dan keistimewaan yang sudah selayaknya didapatkan oleh seorang Wakil Presiden Indonesia. Sehingga ia mendapatkan julukan sebagai “Mahatma Gandhi dari Jawa”.

Kisah ini tentang ditemukan secarik guntingan iklan koran yang ditemukan terselip dalam dompetnya. Temuan iklan koran itu ditemukan oleh keluarganya setelah Bung Hatta meninggal dunia pada tahun 1980. Pada iklan koran itu memperlihatkan iklan sepatu Bally, sebuah merek sandang berbalut kulit mewah asal Swiss. Betapa Bung Hatta menginginkan sepatu tersebut, sehingga menyimpan rapi iklan tersebut di dompetnya. Walaupun mengidamkannya, ternyata sepatu itu tak kunjung dibeli hingga akhir hayatnya.

Padahal jika dilihat dari posisinya sebagai Wakil Presiden Indonesia dan juga pernah menjabat sebagai perdana menteri, untuk membeli sepatu tersebut bukanlah hal yang sulit. Tapi Bung Hatta adalah seorang negarawan sejati yang telah mencurahkan seluruh hidupnya dan rela berkorban untuk bangsa dan negara. Ia selalu menjunjung prinsip hidupnya yang selalu sederhana dan bekerja keras.

  • Mengembalikan Dana Taktis

Bung Hatta bukanlah orang kaya. Meskipun menjadi orang nomor 2 di Indonesia, tidak serta merta merubah dirinya untuk menjadi orang yang haus akan harta. Gaji yang didapatkannya sebagai wakil presiden selalu habis digunakan untuk membeli buku. Ia lebih memilih membeli hal-hal yang bermanfaat untuk menambah ilmunya dibandingkan hal-hal konsumtif lainnya. Ia tidak pernah mengambil yang bukan merupakan haknya. Bung Hatta pernah menyuruh asistennya untuk mengembalikan dana taktis wakil presiden sebesar Rp25.000. Padahal jika tidak dikembalikan pun tidak masalah dan tidak perlu dipertanggungjawabkan. Namun, Bunga Hatta selalu menjadi diri sendiri, yaitu seseorang yang jujur.

  • Mengembalikan sisa uang berobat ke luar negeri

Kisah ini disampaikan oleh Mahar Mardjono, mantan Rektor Universitas Indonesia yang juga merupakan seorang dokter. Mahar pernah mendampingi Bung Hatta untuk berobat keluar negeri pada tahun 1970-an. Ketika perjalanan pulang menuju Jakarta, Bung Hatta bertanya sisa uang berobat yang diberikan pemerintah untuknya berobat. Sekretarisnya Pak Wangsa menyampaikan bahwa sebagian uang masih utuh, karena biaya pengobatannya tidak sebesar yang diperkirakan. Segera Bung Hatta memerintahkan untuk mengembalikan sisa uang itu kepada pemerintah via Kedubes RI di Bangkok.

  • Menolak dana non-bujeter

Karena sikap jujurnya, Bung Hatta kala itu lengser dari posisinya sebagai wakil presiden, pernah menolak menerima uang Rp6 juta yang merupakan sisa dana non-bujeter untuk keperluan operasional dirinya selama menjabat sebagai wakil presiden. Bung Hatta segera mengembalikan dana tersebut kepada negara.

Itulah beberapa kisah Bung Hatta yang perlu diteladani setiap pemimpin di negeri ini. Bung Hatta sebagai orang yang membawa negeri ini ke kemerdekaan saja enggan menggunakan uang negara yang menurutnya bukan haknya. Karena ia tahu, betapa susahnya memerdekakan negeri ini dari jajahan. Ketika sudah lepas dari penjajah, janganlah rakyat sendiri yang menjajah dengan mengambil uang negara yang bukan untuk haknya.

Kisah-kisah beliau sangat inspiratif dan bisa menjadi pelajaran bagi setiap orang. Untuk selalu menjadi pribadi yang baik, pekerja keras, dan tidak merugikan orang lain. Baca kisah-kisah dari para negarawan lainnya, yang sama-sama mengajarkan nilai integritas yang tinggi di situs aclc.kpk.go.id.

Leave a Reply